Senin, 25 November 2013

Salam Hati yang Terhangat dalam Kedinginan



Untuk boneka yang manis (Panpina)
 
            “Hai Manis” sapaku dalam senyum. Ku doktrin kamu sebagai pendampingku. Kali ini kau milikku. Kamu memang jauh, tapi kuharap semoga semuanya tak berjarak. Ku mohon agar kamu tahu rasaku. Kamu sudah pergi tapi tak jauh dari hati. Aku disini selalu menanti walau kutahu semuanya mungkin belum pasti. Tapi ku ingat selalu ada Tuhan agar kamu tetap yang kucintai.

            “Selamat tidur Manis”. Dalam hatiku semoga kau memimpikanku. Seperti biasanya semenjak kau merantau jauh kenegeri sana, aku selalu mengkhawatirkanmu. Khawatir kamu bertemu robot yang lain. Seperti biasanya kuucap “Selamat Pagi Sayang, Semoga Harimu Indah”. Tanpa terbalas hanya terbaca saja. Andai kamu hanya membalas “:)” itu sudah semangatku pagi ini. Nyaris setiap hari kamu begini. Tapi aku memendam rasa ini sendiri. Tanpa kamu harus tahu rasaku.

            Semuanya berbeda semenjak kamu di fakultas ekonomi. Aku memang tak bisa memantaumu. Ku hanya berdoa pada Tuhan, mendoakanmu dari sini. Agar kamu kembali menjadi boneka yang manis lagi yang tak sedingin ini.

            Sebenarnya aku tak pantas pernah bahkan sering menangisimu tanpa alasan.
            Maaf sayang, rasaku terlalu berlebih untukmu. Kau anggap aku Alay? Kau anggap aku Lebay? Tapi aku tak perduli, Aku hanya berusaha mencairkan suasana dingin ini. Rasa ini berbeda dari rasa yang lain. Aku terlalu mencintaimu. Aku terlalu merindukan kamu disini. Aku terlalu munafik untuk menjadi lelaki tegar. Membuka fotomu dengan senyum, selalu tampak cantik pandangku, aku selalu tersenyum sendiri, namun akhirnya aku meneteskan air mataku. Merindumu.

            Terkadang aku egois, memaksa Tuhan mengabulkan doaku agar kamu benar-benar menjadi pendampingku. Aku juga teramat sering egois, memaksakan apa mauku yang baik dari sisiku saja.
Maaf sayang jika kamu tak pernah suka kuperlakukan seperti ini. Sungguh aku takut kehilangan kamu.
Terkadang aku pernah merasa tak pantas bersamamu dengan segala kekuranganku ini. Aku tahu aku tak setangguh, tak sehebat, tak semewah, bahkan tak sepintar robot-robot yang ada di negerimu sekarang ini. Aku mohon kamu bisa mengerti aku. Aku mohon kau tak dengan robot yang lain.

            Aku hanya berusaha mencairkan suasana dingin ini. Aku sadar, aku hanya robot sederhana dengan segala kekuranganku dan kamu adalah boneka cantik yang terlihat sempurna dimataku.. Tapi aku yakin kamu diciptakan untukku. Untuk menutupi kekuranganku. Terimakasih Panpina, Aku mohon kamu kembali.

Dari Robot yang
kurang tampan Yang seakan
tidak pernah bisa mengerti maumu
Eder

0 komentar:

Posting Komentar