Teruntuk kamu yang bisa membuat aku menunggu namamu menghidupkan layar
ponselku lagi
Hai, lekaki tampan yang sejenak menghiburku
Terima kasih
untuk semuanya, semua kata santun yang selalu mengikatku, kadang tampak baku
tapi entah mengapa semudah itu aku bisa terpaku. Kedatanganmu memang bukan
harapku, tapi entah Tuhan mengenalkanmu padaku. Padahal kamu baru saja
dihadirkan untukku. Padahal hanya dikirimkan pesan saja yang disitu mulailah terangkai
kata aku dan kamu. Disitulah aku mulai tersipu malu, tersenyum sendiri penuh
arti membaca pesanmu walau hanya tanya siapa aku. Ini hidupku yang sealun bukan
lagi syair lagu, yang memang terangkai indah karena hadirnya kamu, kamu memang manis
tak sekalipun tampak sayu.
Mulai kamu
menggoda, menyapa hai tak lupa tanya lagi apa?. Dan mengakhiri percakapan
dengan mendoakanku semoga mimpi indah.
Memang ! ini begitu tampak basa basi. Tapi kenapa kamu bisa datang setiap hari ? kenapa hal yang basa basi itu bisa kunanti ? berasa jadi wanita bodoh masa kini. Selalu ku tunggu layar ponsel agar tidak mati, dan selalu ku tunggu harus namamu yang menghidupkan layar ponselku lagi yang telah lama mati. Hari demi hari dilewati, tak terlewatkan seharipun tanpa pesanmu yang selalu diterima dengan senang hati. Walaupun aku tahu ini sekedar basa basi. Menanyakan dan membicarakan hal yang tidak berarti. Meski aku hanya sempat mendengar suaramu sekali tapi kuingat itu dan kutunggu kamu menelfonku lagi.
Memang ! ini begitu tampak basa basi. Tapi kenapa kamu bisa datang setiap hari ? kenapa hal yang basa basi itu bisa kunanti ? berasa jadi wanita bodoh masa kini. Selalu ku tunggu layar ponsel agar tidak mati, dan selalu ku tunggu harus namamu yang menghidupkan layar ponselku lagi yang telah lama mati. Hari demi hari dilewati, tak terlewatkan seharipun tanpa pesanmu yang selalu diterima dengan senang hati. Walaupun aku tahu ini sekedar basa basi. Menanyakan dan membicarakan hal yang tidak berarti. Meski aku hanya sempat mendengar suaramu sekali tapi kuingat itu dan kutunggu kamu menelfonku lagi.
Tapi semakin
lama kurasakan kamu akan jadi kekasihku nanti. Entah nanti nanti hingga
penantian yang belum pasti. Betapa bodohnya perasaan ini, yang hanya terikat
dengan kata-kata yang benar-benar memang itu bukan janji. Betapa bodohnya aku
terpikat padamu hanya dalam hitungan beberapa hari. Tapi seolah perasaanku
mendoktrin Tuhan menjanjikan kamu pasti jodohku suatu hari nanti. Padahal tempo
pesanmu yang masuk semakin hari jumlahya semakin berkurang sendiri. Dengan
bodohnya aku hanya mengira, “iya aku
tahu, mungkin kamu takut aku merasa kamu selalu basa-basi” . tapi asal kamu tahu, basa-basi itu yang selalu ku nanti.
Semakin lama, semakin hari pesanmu memang nyaris bisa dihitung dengan jari. Aku
mulai merasa kecewa dan aku merasa aku yang salah semudah itu menaruh hati. Ada
dua hal yang bisa kulakukan saat ini, pertama semua tentang kamu kulihat lagi, tentang
orang disekitarmu kuteliti (stalking
facebookmu lagi), terkadang aku melihat nama wanita yang akrab denganmu
dan entah mengapa aku bisa cemburu sekali. Kedua, semua percakapan itu kulihat
lagi (Scroll keatas, semua pesanmu
yang dulu membuatku senyum sendiri kubaca lagi). Perih rasanya kamu
berbeda sekali. Selalu kumohon pada Tuhan agar kamu tidak pergi. Selalu kuberharap
pada Tuhan agar ponselku terpenuhi dengan pesanmu lagi.
Tapi kurasa
akhirnya aku yang salah. Aku terlalu kagum padamu. Aku yang selalu berharap
bahwa kamu yang bisa jadi my dear. Aku lagi yang salah, aku
selalu menanti kamu. Semua kata yang kamu ucap bahkan ku anggap semakin lama
kamu memberi perhatian lebih padaku, padahal menurut kamu ini biasa saja.
Mungkin sempat terucap dalam hatimu, “kamu adalah teman baruku” . Bahkan mungkin kamu juga tidak merasakan
seperti aku, betapa senangnya yang setiap melihat ponsel ada namamu yang menghidupkan
ponselku. Bahkan mungkin sekalipun kamu tak pernah bermaksud memberi aku sebuah
harapan menjadi kekasihmu. Ini memang salahku yang terlalu berharap kamu. Ini
memang salahku yang selalu mengira perasaanmu sama dengan perasaanku. Ini memang
salahku. Bukan kamu !
(dibalik kata
PHP sebenarnya bukan lelaki itu yang salah, tapi kamu ! wanita yang terlalu
berharap lebih padahal itu belum pasti, jangan GR dulu gals... tapi nyatanya
aku selalu GR :`( dan berkali kali banyak berharap)
Terimakasih Ya
Rabb telah hadirkan sesuatu yang berarti.
Dari
aku yang pernah dihubungi kamu, yang selalu GR disetiap pesanmu
dan menaruh harapan lebih padamu
dan menaruh harapan lebih padamu
0 komentar:
Posting Komentar