Untuk boneka yang manis (Panpina)
“Hai Manis” sapaku dalam
senyum. Ku doktrin kamu sebagai pendampingku. Kali ini kau milikku. Kamu memang
jauh, tapi kuharap semoga semuanya tak berjarak. Ku mohon agar kamu tahu
rasaku. Kamu sudah pergi tapi tak jauh dari hati. Aku disini selalu menanti
walau kutahu semuanya mungkin belum pasti. Tapi ku ingat selalu ada Tuhan agar
kamu tetap yang kucintai.
“Selamat
tidur Manis”. Dalam hatiku semoga kau memimpikanku. Seperti biasanya
semenjak kau merantau jauh kenegeri sana, aku selalu mengkhawatirkanmu.
Khawatir kamu bertemu robot yang lain. Seperti biasanya kuucap “Selamat Pagi
Sayang, Semoga Harimu Indah”. Tanpa terbalas hanya terbaca saja. Andai kamu
hanya membalas “:)” itu sudah semangatku pagi ini. Nyaris setiap hari kamu
begini. Tapi aku memendam rasa ini sendiri. Tanpa kamu harus tahu rasaku.
Semuanya
berbeda semenjak kamu di fakultas ekonomi. Aku memang tak bisa memantaumu. Ku
hanya berdoa pada Tuhan, mendoakanmu dari sini. Agar kamu kembali menjadi
boneka yang manis lagi yang tak sedingin ini.
Sebenarnya
aku tak pantas pernah bahkan sering menangisimu tanpa alasan.
Maaf sayang, rasaku terlalu berlebih untukmu. Kau anggap aku Alay? Kau anggap aku Lebay? Tapi aku tak perduli, Aku hanya berusaha mencairkan suasana dingin ini. Rasa ini berbeda dari rasa yang lain. Aku terlalu mencintaimu. Aku terlalu merindukan kamu disini. Aku terlalu munafik untuk menjadi lelaki tegar. Membuka fotomu dengan senyum, selalu tampak cantik pandangku, aku selalu tersenyum sendiri, namun akhirnya aku meneteskan air mataku. Merindumu.
Maaf sayang, rasaku terlalu berlebih untukmu. Kau anggap aku Alay? Kau anggap aku Lebay? Tapi aku tak perduli, Aku hanya berusaha mencairkan suasana dingin ini. Rasa ini berbeda dari rasa yang lain. Aku terlalu mencintaimu. Aku terlalu merindukan kamu disini. Aku terlalu munafik untuk menjadi lelaki tegar. Membuka fotomu dengan senyum, selalu tampak cantik pandangku, aku selalu tersenyum sendiri, namun akhirnya aku meneteskan air mataku. Merindumu.
Terkadang
aku egois, memaksa Tuhan mengabulkan doaku agar kamu benar-benar menjadi
pendampingku. Aku juga teramat sering egois, memaksakan apa mauku yang baik
dari sisiku saja.
Maaf sayang jika kamu tak pernah suka kuperlakukan seperti ini. Sungguh aku takut kehilangan kamu.
Terkadang aku pernah merasa tak pantas bersamamu dengan segala kekuranganku ini. Aku tahu aku tak setangguh, tak sehebat, tak semewah, bahkan tak sepintar robot-robot yang ada di negerimu sekarang ini. Aku mohon kamu bisa mengerti aku. Aku mohon kau tak dengan robot yang lain.
Maaf sayang jika kamu tak pernah suka kuperlakukan seperti ini. Sungguh aku takut kehilangan kamu.
Terkadang aku pernah merasa tak pantas bersamamu dengan segala kekuranganku ini. Aku tahu aku tak setangguh, tak sehebat, tak semewah, bahkan tak sepintar robot-robot yang ada di negerimu sekarang ini. Aku mohon kamu bisa mengerti aku. Aku mohon kau tak dengan robot yang lain.
Aku
hanya berusaha mencairkan suasana dingin ini. Aku sadar, aku hanya robot
sederhana dengan segala kekuranganku dan kamu adalah boneka cantik yang
terlihat sempurna dimataku.. Tapi aku yakin kamu diciptakan untukku. Untuk
menutupi kekuranganku. Terimakasih Panpina, Aku mohon kamu kembali.
Dari Robot yang
kurang tampan Yang seakan
tidak pernah bisa mengerti maumu
Eder
kurang tampan Yang seakan
tidak pernah bisa mengerti maumu
Eder
0 komentar:
Posting Komentar